Selasa, 06 Maret 2012

| Jangan Mikir Soal Surga dan Neraka |

Setiap orang yang hidup di dunia ini, pastilah punya keinginan bisa hidup enak. Dan ketika mati, kalau bisa, langsung masuk surga tanpa hisab. Hampir bisa dipastikan, bahwa tak ada orang yang rela dan mau masuk neraka. Oleh karena itu, ketika Rabi’ah Al-’Adawiyah mengungkapkan rasa cintanya kepada Allah dengan menyatakan bahwa ia rela masuk neraka --- sekiranya Allah meletakkan ridhaNya di dalam neraka --- maka orang-orang yang membaca kisahnya pun jadi terkagum-kagum. Sebab, jika kita membaca gambaran tentang neraka dari dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi, maka tak ada satu pun makhluk yang mau masuk ke dalamnya.
Sebaliknya, gambaran surga yang sarat dengan kenikmatan dan kesenangan, membuat semua manusia ingin masuk ke dalamnya. Bahkan, anak-anak pun, jika ditanya ingin masuk surga atau neraka, maka mereka dengan serempak akan menjawab ingin masuk surga! Di kalangan orang dewasa sendiri pun tidak jauh berbeda. Bahkan, ada orang yang sangat marah dan menganiaya temannya hingga terbunuh, gara-gara dikatakan akan masuk neraka.
Sebetulnya, apa yang kita harapkan di dalam menempuh kehidupan ini bukanlah sebatas mendapat surga atau terhindar dari neraka. Orang yang beribadah dengan niat untuk mendapatkan surga, sama halnya dengan anak-anak kecil yang baru mau disuruh jika mereka diberi hadiah. Bahkan, tak jarang, mereka menanyakan terlebih dahulu bentuk hadiahnya, sebelum menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya.
Ketika dikatakan kepada mereka bahwa hadiahnya adalah sebuah kecupan sayang, biasanya akan terdengar nada keluhan dari mulut mereka. Namun, jika hadiahnya itu adalah makanan lezat atau mainan kesukaan mereka, maka mereka pasti akan semakin bersemangat untuk segera menyelesaikan tugasnya.
Bahkan, terkadang, karena saking senangnya dan ingin segera memperoleh hadiah yang mereka idamkan, biasanya mereka melakukan tugasnya dengan cepat, tanpa peduli bagaimana kualitas dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan. Kira-kira, seperti itulah gambaran orang yang beribadah untuk memperoleh surga. Yang ada di dalam benak mereka adalah perhitungan tentang peruntungan dari amalan yang akan mereka lakukan.

Tidak Sebanding
Padahal, jika dihitung-hitung, sebesar apapun pahala yang diterima dari sebuah amalan, maka tetaplah tidak sebanding dengan nikmat yang telah diterima di dunia ini. Alhasil, kalau mau berhitung pahala untuk memperoleh surga, maka sebetulnya kita ini tidak ada yang bisa masuk surga. Sebab, nikmat yang telah kita terima di dunia ini, jauh lebih besar daripada pahala yang kita miliki dari amalan kita.
Belum lagi jika ditambah dengan persoalan apakah amal yang kita kerjakan itu bakal diterima oleh Allah ataukah tidak? Bukankah ada pahala-pahala yang dibawa oleh para malaikat, namun kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membuang pahala itu karena niat sang hamba ketika beramal ternyata menyimpang? Nah, pada konteks inilah, rasa-rasanya, kita merasa malu kepada Allah jika beribadah dengan tujuan untuk mengharapkan  surga dan agar terhindar dari neraka.
Sebab, surga dan neraka itu merupakan ciptaan Allah. Alangkah naifnya manusia, jika beribadah untuk mengejar ciptaan dan menghindari sesuatu karena takut pada ciptaan pula. Padahal, hanya Allah-lah tempat kita meletakkan pengharapan dan yang patut kita takuti (taqwa).
Lalu apa yang sepantasnya kita harapkan di dalam beribadah, dan bagaimana memotivasi diri kita untuk beribadah?  
Pertama, beribadahlah tanpa melihat besar atau kecilnya pahala yang dijanjikan Allah. Setiap ada kesempatan untuk beribadah, maka yakinlah bahwa kesempatan itu diberikan oleh Allah kepada kita karena kasih sayangNya.
Kedua, di dalam melakukan kebajikan, jangan pernah memikirkan apakah dengan melakukan perbuatan itu Allah menjanjikan surga ataukah tidak. Yang penting, yakinilah, bahwa setiap amal kebajikan yang dilakukan dengan ikhlas, insya Allah akan disukai oleh Allah. 
Ketiga, di dalam melakukan aktivitas kehidupan kita sehari-hari, niatkanlah untuk memperoleh cinta Allah. Dengan niat ini, maka sebagai konsekuensinya, kita akan selalu merasa senang di dalam beraktivitas. Lebih daripada itu, kita akan takut melakukan aktivitas yang bisa membuat Allah jadi tidak senang. Sebab, yang kita inginkan adalah meraih cinta dan ridhaNya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar