Senin, 05 Maret 2012

| Merendah Itu Ternyata Lebih Tinggi |


         Di suatu sore, seorang ibu muda tengah bermain bersama anaknya yang masih balita. Sang anak mengajak ibunya berlomba main puzzle. Siapa yang lebih dulu berhasil menyatukan potongan-potongan gambar yang ada di hadapannya, maka dialah yang akan menjadi pemenang. Si anak dengan serius memperhatikan potongan-potongan gambar yang ada di hadapannya.
Mulutnya jadi terlihat manyun karena saking seriusnya. Tangan mungilnya berusaha mengambil potongan-potongan gambar tersebut dengan secepat yang ia bisa. Sesekali ia melihat ke arah puzzle milik ibunya. Ia tak ingin menjadi orang yang kalah.
            Sementara itu, sang ibu melirik anaknya sambil mengulum senyum. Ia  memperhatikan tingkah anaknya dengan pandangan bijaknya. Ia sangat menyadari, bahwa anaknya itu ingin sekali tampil sebagai pemenang. Rasa sayang kepada anaknya, menyebabkan ia tak ingin membuat anaknya yang masih sangat belia itu jadi kecewa.
Tatkala si anak melirik ke arah ibunya, sang ibu mulai memerankan sandiwaranya. Ia mengernyit hingga dahinya penuh dengan kerutan, untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar berpikir keras untuk menyatukan potongan-potongan gambar tersebut. Ia berpura-pura bingung dan memperlambat ritme permainannya.
        Demikianlah gambaran sikap hidup orang yang merendah karena rasa cinta kasih, bukan karena mengharapkan pamrih lainnya. Merendah dengan maksud untuk menghormati perjalanan dan perjuangan hidup orang lain. Jika kita simak pada sikap sang ibu terhadap anaknya tadi, maka sejatinya, sang ibu itu bisa saja menyelesaikan permainannya dengan mudah dan cepat.
Sebab, dari cara berpikir dan pengalamannya, sang ibu tentu jauh lebih faham dan cermat di dalam melihat potongan-potongan gambar puzzle tersebut. Akan tetapi, ia memilih dirinya untuk menjadi orang yang kalah, agar anak yang diasuhnya itu semakin bertambah semangatnya dan termotivasi untuk selalu berpikir dan berusaha.

Rendah Hati
            Dari ilustrasi tentang ibu dan anak di atas, kita dapat melihat suatu sikap hidup yang bijak. Yakni, rendah hati. Banyak orang yang merasa dirinya tidak dipandang, jika ia bersikap rendah hati. Namun, anehnya, jika ditanya kepada mereka, apakah mereka senang terhadap orang yang bersikap rendah hati; maka jawabannya bisa dipastikan akan seragam. Yaitu, senang melihat orang  yang bersikap rendah hati.
            Sikap rendah hati itu, seperti ibu yang mengasuh anaknya ketika bermain tadi. Kendati ia lebih tahu, tetapi ia tidak bersikap seolah-olah lebih tahu. Kendati ia lebih menguasai permainan, namun ia tidak menunjukkan sikap arogan dan mau menang sendiri. Kendati ia lebih berpengalaman, namun ia tidak bersikap menggurui dan tinggi hati. Sebaliknya, ia memilih bersikap seolah-olah tidak tahu, tidak menguasai dan tidak berpengalaman, dengan tujuan untuk menghormati anaknya dan untuk membangkitkan sifat positif pada diri anaknya. Yaitu, rasa percaya diri.
            Seorang yang rendah hati, ia lebih memilih bersikap tidak merasa lebih tahu, lebih memahami, lebih menguasai, lebih berpengalaman dan segala jenis perasaan merasa lebih lainnya. Hal itu dilakukan, bukan untuk bersiasat menjatuhkan mental orang lain.
Misalnya, ia berpura-pura tidak menguasai, tetapi begitu ada kesempatan, ia segera menunjukkan kehebatan penguasaannya, dengan tujuan untuk membuat orang lain merasa malu atau menjadi tahu tentang siapa dirinya. Alhasil, yang demikian itu sama halnya dengan ia merendah secara lahiriah, namun jauh di dalam hatinya, ia berkata, ”Huh, dia belum tahu siapa saya yang sebenarnya.”
            Juga, sikap merendah itu bukan ditujukan untuk mencari perhatian dan ingin dipuji-puji orang. Misalnya, seseorang merendah di hadapan orang lain, agar ia disenangi dan dipuji orang. Sedangkan dalam hatinya, ia justru meremehkan orang lain, atau bahkan ia mencaci-maki orang lain tersebut.

Menghormati Perbedaan
       Sikap rendah hati itu, tiada lain ditujukan untuk menghormati perbedaan di antara makhluk Tuhan. Baik itu perbedaan pendapat, perbedaan pengalaman, perbedaan tingkat pengetahuan, perbedaan keyakinan, perbedaan status sosial dan segala macam perbedaan lainnya. Yang dilihat oleh seorang yang rendah hati itu bukanlah perbedaan itu sendiri.
Akan tetapi, siapa yang menciptakan berbagai perbedaan tersebut? Yakni, Allah. Alhasil, sejatinya, orang yang rendah hati itu, ia bukanlah tengah merendahkan dirinya di hadapan makhluk. Akan tetapi, ia tengah merendahkan dirinya di hadapan yang menciptakan makhluk tersebut. Yaitu Sang Khaliq.
            Oleh karena itu, orang yang merendah itu, pada dasarnya ia memiliki tingkat keimanan dan keilmuan (dalam lingkup ilmu hakikat) yang lebih tinggi. Mengapa demikian? Sebab, yang dia lihat bukan pada gerak makhluk, melainkan pada gerak Allah. Sehingga, sekalipun orang lain meninggikan diri di hadapannya, ia tetap memilih untuk bersikap merendah dan tidak ikut terpancing. Hal itu ia lakukan, karena yang ia lihat pada diri orang lain itu adalah gerak Allah. Barangkali, di sinilah titik temu dari makna pepatah yang mengatakan, semakin padi berisi, maka ia semakin merunduk.
Dengan demikian, bukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan secara umum dan penguasaan ilmu syari’at semata yang membuat seseorang jadi bisa bersikap rendah hati. Melainkan pada penguasaan ilmu hakikat yang mendalam dan kemampuannya dalam membaca tanda-tanda dari Sang Pencipta di setiap gerak makhluk, dan di setiap kejadian serta peristiwa yang terjadi di muka bumi ini. Alhasil, jangan malu dan sungkan untuk belajar menjadi orang yang rendah hati. Sebab, sejatinya, yang merendah itulah yang justru lebih tinggi kedudukannya. Namun, jangan lupa, bahwa sesungguhnya, semua kemampuan untuk bisa melakukan hal tersebut adalah mutlak karena adanya pertolongan dari Allah ’Azza wa Jalla.***

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus